Jumat, 26 Agustus 2016

KENAPA ORANG YANG BENAR-BENAR KAYA JUSTRU SEDERHANA?

Steve Jobs dan keluarga

Pernah diusir karena datang ke acara penghargaan menggunakan bus, membawa pulang lada dan garam setelah makan di cafe, senang berbelanja pada sore hari di pasar dekat rumahnya untuk mendapatkan harga miring.
Mengendarai pick-up yang tak memiliki AC, kursi mobilnya berbekas kopi, meminjam uang pada karyawannya saat akan membeli tiket pesawat.

Memelihara ayam dan kambing, makan di kafetaria perusahaan bersama para karyawannya, senang berjalan kaki ke bukit dekat rumahnya, sarapan pagi hanya dengan nasi dan telur goreng.

Hanya memakai kaos yang itu-itu saja, memilih untuk kerja di meja yang sama dengan karyawan-karyawannya tanpa ruangan khusus sendiri, pesta pernikahannya dilangsungkan dengan amat sederhana.

Hobinya makan popcorn dan nonton TV, tinggal di rumahnya yang dibelinya 50 tahun lalu, rumahnya tidak berpagar, ke mana-mana menyetir sendiri, tidak ada satpam ataupun bodyguard yang mengawalnya.

Mendiami rumah yang sederhana, memakai pakaian dengan model yang sama selama bertahun-tahun, melarang anak-anaknya menggunakan gadget.

Kebiasaan-kebiasaan di atas adalah gaya hidup dan kebiasan sederhana dan unik dari para miliarder dunia. Sobat bisa menebak siapa saja mereka? Baiklah, ini dia jawabannya : Yang pertama adalah Ingvar Kamprad pendiri IKEA yaitu perusahaan penjual furniture yang sudah membuka tokonya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kedua adalah Sam Walton pendiri Walmart yaitu ritel serba ada yang juga sudah membuka tokonya hingga seluruh penjuru negara. Ketigaa dalah Amancio Ortega, miliuner pemilik bisnis fashion bernama Zara yang merupakan orang terkaya keempat dunia. Keempat adalah Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, pasti sudah tahu semua facebook hehe :) Kelima adalah Warren Buffett CEO Berkshire Hathaway dan investor dunia yang mejeng di posisi nomor 3 orang terkaya dunia. Yang terakhir adalah Steve Jobs, pendiri Apple dan Pixar.

Sejak dulu, saya selalu tergelitik dengan pertanyaan kenapa ya orang-orang kaya ini justru memilih untuk hidup sederhana dan bersahaja? Orang kaya yang saya bicarakan di sini bukan orang kaya yang setengah kaya, lho ya. Yang saya bicarakan di sini adalah orang kaya yang benar-benar kaya, yang semuanya bertengger di posisi atas daftar orang terkaya sejagat versi Forbes, bukan orang terkaya se-RT atau sekelurahan, itu sih belum ada apa-apanya. Orang-orang ini yang punya aset bertrilyun-trilyun yang kalau dibelikan cendol, maka Jakarta akan tenggelam dengan cendol, hehe..

Dengan harta yang (apa ya nyebutnya, sampai bingung) tumpah ruah begitu, tak terhitung lagi seperti itu, kenapa mereka tidak memilih gaya hidup yang wah, misalnya dengan punya rumah 100 tingkat, mobil Porche 100 unit depan rumahnya, eh di halaman belakang ada pesawat pribadi, tidak lupa pula gelas-gelas kristal, giginya berlapis emas #lho?, tiap hari liburan naik jet pribadi, pagi sarapan di Jepang, makan siang di Perancis, makan malam di Burj Khalifa. Kenapa malah memilih untuk hidup sederhana? Bahkan di antaranya cuma pakai pakaian yang itu-itu saja. Curiga jangan-jangan belinya lusinan di Tanah Abang hehe..


Gaya berpakaian Steve Jobs yang sederhana


Di sinilah letak rasa kagum saya pribadi pada sosok-sosok ini. Mereka mengajarkan bahwa dengan menjadi kaya, bukan berarti menjalani hidup mewah. Istilahnya kaya itu harus, tapi gaya hidup itu pilihan. Dan mereka memilih gaya hidup yang bersahaja. Maka saya pun mencoba untuk mengulik alasan mengapa mereka memilih kesederhanaan dalam kesehariannya. Inilah beberapa alasan yang mungkin bisa menjelaskan mengapa orang yang benar-benar kaya justru sederhana.

Menenangkan Hati

Ya, dibanding beli ini, beli itu, punya ini, punya itu, mengembangkan keinginan yang berlebihan, memilih untuk sederhana dan tampil apa adanya pasti akan lebih menenangkan hati. Mark Zuckerberg yang terinspirasi oleh Steve Jobs yang berpenampilan hanya memakai kaos abu-abu (kalau Steve Jobs, kaos turtle neck dengan celana jeans dan sepatu kets) suatu waktu pernah ditanyai mengenai kebiasaannya itu, dan ia menjawab bahwa memakai pakaian seperti itu menurutnya lebih ringkas dan tidak membuang waktu, sehingga ia bisa lebih konsentrasi untuk memikirkan hal lainnya selain hanya memikirkan apa yang akan dikenakanya hari itu.

Itulah statement yang dilontarkan Zuckerberg. Orang-orang ini lebih memilih kenyamanan daripada gengsi. Membeli apa pun bukan karena keinginan tetapi kebutuhan. Lain lagi dengan Warren Buffett yang enggan memiliki barang-barang mewah karena menurutnya itu hanya akan membuatnya sakit kepala. Sekali lagi, Buffett lebih memilih hati yang tenang tanpa gangguan barang-barang mewah yang sebenarnya tak dibutuhkannya

Lebih Memilih Beramal dan Menolong Orang Lain

Orang kaya yang sesungguhnya tidak bekerja untuk memperkaya dirinya sendiri. Orang-orang ini, daripada menimbun harta kekayaannya, justru memilih beramal serta membantu orang yang membutuhkan. Harta yang disumbangkan juga tidak main-main, sebut saja Bill Gates melalui badan amalnya Bill&Melinda Gates menyumbangkan 60% harta kekayaanya yang utamanya untuk dunia pendidikan dan kesehatan. Kemudiaan ada yang paling fenomenal yaitu Warren Buffett yang juga menyumbangkan kekayaannya untuk kemanusiaan jumlahnya tidak main-main 99% dari total kekayaannya.

Kalau dipikir-pikir, miliarder-miliarder ini kan pasti punya keluarga. Kenapa tidak diwariskan untuk keluarganya saja ya? Nah, ini jawabanya menurut Buffett (kebetulan saya punya beberapa bukunya jadi hapal sama petuah dan nasihat hidupnya, hehe..) Buffett tidak mau anak-anaknya dan cucu-cucunya menjadi pribadi pemalas karena tahu ia seorang miliarder. Bahkan kata-kata yang pernah saya baca dan ingat sekali begini kira-kira "dengan memiliki harta yang berlimpah pada akhirnya Anda akan dikelilingi parasit dalam hidup Anda. Anak-anak Anda tidak akan mau bekerja keras, karena mereka tahu akan mendapatkan warisan. Pada akhirnya Anak-anak Anda tidak akan hidup dengan mengembangkan kemampuannya, tetapi hanya akan mengharapkan kematian Anda yang segera". Kira-kira begitu nasihat Buffett. Jadi dari pada hidup dikelilingi oleh parasit yang menjilat, memuji-muji berlebihan, Anak menjadi pemalas, dan enggan mengembangkan kemampuan dirinya, maka Buffett dengan bijak menyumbangkan hartanya, yang menurutnya lagi, akan lebih bermanfaat (harta-hartanya itu) jika kembali lagi ke masyarakat. Wow..

Kebiasaan yang Dipupuk Sejak Kecil

Menurut saya, miliarder-milirder ini memang sedari kecilnya telah dididik oleh orang tua mereka untuk menjalani hidup sederhana. Mereka telah terbiasa bekerja keras dan hidup apa adanya. Perhatikan masa kecil para miliarder ini. Walaupun sebagian ada yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, namun orang tuanya mengajarkan untuk bekerja keras, mencari uang sendiri. Buffett jualan koran saat kecil, ia juga terbiasa menjajakan minuman ringan Coca Cola, bahkan menjual bola golf. Sam Walton juga mengantarkan koran dan membotolkan susu perahan dari sapi keluarga kemudian menjualnya. See? Mereka memang terbiasa hidup sederhana, jadi walaupun kemudian menjadi orang kaya, bahkan sangat kaya, itu tidak merubah mereka menjadi pribadi yang berbeda.

Menjadi kaya raya, boleh, harus malah. Tetapi kalau boleh memilih, pilihlah hidup dengan sederhana, menentramkan hati dan mengembangkan kebiasaan untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan. Itulah indahnya kesederhanaan.
 
Mau tau Bisnis Saya?
Hub langsung yah:
Hertati Sitanggang (Taty)

Lifestyle Business Consultant

ID 133040456
Telp/SMS/WhatsApp. 0877-8157-0470

PIN BB. 553AC46B
Email:  hertatistg@gmail.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda